Jurnal Pendidikan Kristen dan Ilmu Teologi Marturia https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum <p>Jurnal MARTURIA diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Agama Kristen Marturia Yogyakarta secara berkala (bulan Juni dan Desember). Tujuan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan karya-karya ilmiah di bidang disiplin teologi dan pendidikan agama Kristen baik dalam bentuk artikel maupun resensi buku. Semua artikel yang masuk akan dinilai kelayakannya oleh mitra bestari secara tertutup (<em>blind review process</em>). Artikel yang diserahkan harus merupakan karya asli penulis yang belum pernah diterbitkan di jurnal atau penelitian lainnya dalam bahasa apapun.</p> <p>Nama Marturia diambil dari bahasa Yunani: <em>martyria</em>, yang berarti bersaksi. Seperti halnya arti dari Marturia sendiri, jurnal ini diharapkan dapat menjadi saksi kemuliaan Tuhan dalam dinamika akademik dan teori praksis.</p> id-ID jurnal.marturia@gmail.com (Mikha Bastian) jurnal.marturia@gmail.com (Pulung Sriono Sanyata) Jum, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 OJS 3.2.1.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Mengkonstruksi Kerja Tahun sebagai Jembatan Etis Praktis Bagi Gereja Batak Karo Protestan dan Agama Pemena dalam Merawat Ekologi https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/41 <p><strong><em>Abstract<br></em></strong>This paper begins with the tense relationship between Christianity and the dominant religion as the "ancestor religion" in Karo. In unraveling this tension, the author uses an ethical-practical bridge according to Paul Knitter, and then constructs the year's work as a meeting place between GBKP and the dominant religion. In his research, the author found that "kerja tahun" can be used as a fluid meeting space, and can be constructed to preserve nature by giving the land (farming) the opportunity to rest for a while to restore the natural elements of the soil. Even though it is done once a year, the spirit of "kerja tahun" can become a pilgrimage to appreciate nature as a place entrusted by God for its preservation.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Tulisan ini diawali dengan ketegangan hubungan antara &nbsp;kekristenan dengan agama Pemena sebagai “agama pendahulu” di Karo. Dalam mengurai ketegangan ini penulis memakai jembatan etis-praktis menurut Paul Knitter, dan kemudian mengkonstruksi <em>kerja tahun </em>sebagai ruang perjumpaan antara GBKP dengan agama Pemena. Dalam penelitiannya, penulis menemukan bahwa&nbsp; <em>kerja tahun </em>dapat dijadikan ruang perjumpaan yang bersifat cair, dan dapat dikonstruksi sebagai ruang dalam rangka menjaga kelestarian alam dengan cara memberi kesempatan kepada tanah (perladangan) untuk beristirahat sejenak untuk mengembalikan unsur alami tanah. Walaupun dilakukan sekali setahun, spirit&nbsp; <em>Kerja tahun </em>dapat menjadi peziarahan untuk menghargai alam sebagai tempat yang dititipkan Tuhan untuk dijaga kelestariannya.</p> EM. Swarintha Sinulingga Hak Cipta (c) 2023 https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/41 Jum, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Saat Tubuhku Bukan Lagi Menjadi Hal Privat https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/42 <p><strong><em>Abstract<br></em></strong>It seems that the pandemic that hit Indonesia has not only attacked society in general but also gender and sexual minority groups in this country. Especially if we look at the media in the period 2019 to 2022. Many news cornered this group as carriers of disaster. The author tries to offer a new alternative in social life through the thoughts of Michel Foucault, a philosopher who tries to see this group as a victim of power relations from various sides, such as the government, religion, and even the media. This paper wants to show an alternative way of thinking to prevent this group from these various forms of violence. At the beginning of this paper, the author will describe Foucault's thoughts regarding the other to see the phenomenon of gender and sexual minority groups. Furthermore, the author will also describe the forms of violence that occurred in this group. And at the end of this paper the author finds that the relationship between individual bodies and power encourages groups in power to oppress these groups.</p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Pandemi yang melanda Indonesia rupanya bukan hanya menyerang masyarakat secara umum&nbsp; tetapi juga kelompok minoritas gender dan seksual di negara ini. Apalagi jika melihat media pada periode 2019 hingga 2022. Banyak berita yang menyudutkan kelompok ini sebagai pembawa bencana. Penulis mencoba menawarkan alternatif baru dalam hidup bermasyarakat melalui pemikiran Michel Foucault, seorang filsuf yang berusaha melihat kelompok ini sebagai korban relasi kuasa dari berbagai sisi, seperti pemerintah, agama, dan bahkan media. Tulisan ini ingin menunjukkan alternatif pemikiran untuk menghindarkan kelompok ini dari berbagai bentuk kekerasan tersebut. Pada awal tulisan ini, penulis akan menjabarkan pemikiran Foucault mengenai sang <em>liyan</em> untuk melihat fenomena kelompok minoritas gender dan seksual. Selanjutnya penulis juga akan memaparkan bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi pada kelompok ini. Dan pada bagian akhir tulisan ini penulis menemukan bahwa relasi tubuh individu dan kekuasaan mendorong kelompok yang berkuasa untuk menindas kelompok ini.</p> Lay Lukas Christian Hak Cipta (c) 2023 https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/42 Jum, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Teologi Ekologi di Gereja Kristen Jawa https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/43 <p><strong><em>Abstract<br></em></strong><em>Pokok-pokok Ajaran GKJ (PPA GKJ)</em> provide guidelines related to ecclesiastical teachings for the GKJ congregation, one of which is regarding the attitude of believers towards nature. The purpose of this study is to look at GKJ in ecological theology through a process theology framework, as well as aim at whether there are things that need to be criticized from the ecological theology developed by GKJ. The research method used in this study is qualitative with a literature study approach. After conducting a series of analyzes and discussions, the author finds that the ecological theology developed by GKJ still adheres to the concept of anthropocentrism, in which humans as imago dei receive a mandate from God to control and cultivate nature to support their lives. However, on the other hand, the values contained in process theology can still be seen from several things, including: humans have freedom in determining their lives, there is a relationship between humans and other creatures that live together on earth, there is an understanding that the universe This process will continue on an ongoing basis. Meanwhile, in relation to the ecological crisis, it can be understood that humans fail to grasp God's will that has been offered to them.</p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Pokok-Pokok Ajaran GKJ (PPA GKJ) memberikan pedoman terkait ajaran gerejawi bagi jemaat GKJ, salah satunya mengenai sikap orang percaya terhadap alam. Tujuan dari kajian ini adalah melihat GKJ dalam berteologi ekologi melalui kerangka pikir teologi proses, sekaligus juga bertujuan apakah ada hal-hal yang perlu dikritisi dari teologi ekologi yang dibangun oleh GKJ. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Setelah melakukan serangkaian analisa dan pembahasan, penulis menemukan bahwa teologi ekologi yang dibangun oleh GKJ masih menganut paham antroposentrisme, dimana manusia sebagai <em>imago dei</em> mendapat mandat dari Allah untuk menguasai dan mengolah alam untuk mendukung kehidupannya. Akan tetapi, di sisi yang lain nilai-nilai yang terkandung dalam teologi proses masih dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain: manusia memiliki kebebasan dalam menentukan kehidupannya, adanya keterkaitan manusia dan ciptaan yang lain yang hidup bersama di bumi, adanya pemahaman bahwa alam semesta ini akan terus berproses secara berkesinambungan. Sedangkan, kaitannya dengan krisis ekologis dapat dipahami bahwa manusia gagal dalam menangkap kehendak Allah yang sudah ditawarkan kepadanya.</p> Pulung Sriyono Sanyoto Hak Cipta (c) 2023 https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/43 Jum, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Keniscayaan Fenomena Sinkretis dalam Aktivitas Misioner Gereja https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/44 <p><strong><em>Abstract<br></em></strong>Mission gave birth to biblical texts and several texts in the Bible were also used as the basis for mission, this is the view of missiological hermeneutic activists who try to explore in depth the importance of mission for Christianity. Missionary patterns need to be changed from century to century based on the theological phenomena encountered. The essence of the church's mission is the integration of the kingdom of God that Jesus threw away in His ministry. The Kingdom of God is no longer in the understanding where everyone must be a part of Christianity, but rather the impact of the presence of Jesus which is marked by the realization of justice, truth and renewal. Spiritual experience with Jesus Christ today is not only the experience of people who have given themselves to become Christians, but many people who have experienced Jesus Christ in different ways. This fact was realized when the news about Jesus Christ was met with other religions that caused this thought to occur. Jesus Christ who is met with other religious understandings will give birth to a new understanding that works with each other.</p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Misi melahirkan teks Alkitab dan beberapa teks dalam Alkitab pun dijadikan landasan misi, demikianlah pandangan pegiat hermeneutik misiologi yang mencoba menelusuri secara mendalam mengenai pentingnya misi bagi kekristenan. Pola bermisi perlu berubah dari abad ke abad berdasarkan fenomena berteologi yang dihadapi. Inti dari misi gereja ialah pengintegrasian kerajaan Allah yang diberitakan oleh Yesus dalam pelayananNya. Kerajaan Allah ini tidak lagi dalam pemahaman di mana semua orang harus menjadi bagian dari kekristenan, tetapi justru dampak dari kehadiran Yesus yang ditandai dengan terwujudnya keadilan, kebenaran dan pembaharuan. Pengalaman spiritual bersama Yesus Kristus saat ini tidak hanya menjadi pengalaman orang-orang yang telah memberi diri menjadi Kristen, tetapi banyak orang telah mengalami Yesus Kristus dalam cara yang berbeda. Kenyataan ini disadari pada saat pemberitaan mengenai Yesus Kristus diperjumpakan dengan keberadaan agama lain yang menyebabkan terjadinya pertukaran pemikiran. Yesus Kristus yang diperjumpakan dengan pemahaman agama lain akan melahirkan sebuah pemahaman yang baru yang saling memperkarya.</p> Fiany Priska Kasedu Hak Cipta (c) 2023 https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/44 Jum, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700 Model Pendidikan Komunikasi Iman di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Jakarta Pusat https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/45 <p><strong><em>Abstract<br></em></strong>Indonesian society, both demographically and sociologically, is a diverse society. The characteristics that characterize the nature of this diversity are the presence of language, race (ethnic), religious beliefs and other cultural practices. This cultural diversity is an invaluable asset of the nation, but at the same time cultural diversity can collapse or be a divisive one for a country. This cultural diversity is often used as a trigger for racial, religious, ethnic, and intergroup (SARA) conflicts. When children enter the school education level, the teachings of tolerance and respect for differences must be instilled as early as possible. Therefore, this study aims to describe how the faith communication education model can be accepted as an educational model to teach giving meaning to pluralism in Indonesia. The method used is a qualitative research method with a literature review approach. The result of the research is that teachers and students can apply the faith communication education model as a learning model for Christian religious education in schools.</p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Masyarakat Indonesia baik dari segi demografis maupun sosiologis merupakan masyarakat yang beragam. Ciri-ciri yang mencirikan sifat keanekaragaman ini adalah adanya bahasa, ras (suku), keyakinan agama dan praktik budaya lainnya. Keanekaragaman budaya adalah peninggalan bangsa yang tidak ternilai harganya, namun pada saat yang sama keragaman budaya dapat runtuh atau menjadi pemecah belah suatu negara. Keberagaman budaya ini sering dijadikan sebagai pemicu konflik ras, agama, suku, dan antargolongan (SARA). Ketika anak memasuki jenjang pendidikan sekolah, ajaran toleransi dan menghargai akan perbedaan harus ditanamkan sedini mungkin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana model pendidikan komunikasi iman dapat diterima sebagai model pendidikan untuk mengajarkan memberi makna terhadap pluralisme di Indonesia. Metode yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif dengan pendekatan <em>literature review</em>. Hasil riset yaitu guru serta peserta didik bisa mempraktikkan model pembelajaran komunikasi iman sebagai salah satu model pendidikan pembelajaran agama Kristen di sekolah.</p> Lusia Rahajeng Hak Cipta (c) 2023 https://jurnal.stakmarturia.ac.id/umum/article/view/45 Jum, 30 Jun 2023 00:00:00 +0700