Pastoral untuk Hubungan Cinta Beda Agama
Keywords:
love interfaith, church, pastoral care, cinta beda agama, gereja, pendampingan pastoralAbstract
Abstract
Indonesia is a multicultural country where intercultural and inter-religious encounters are normal. Likewise, meeting between young men and women of different beliefs and resulting in love relationships between religions frequently ensue. For most people, this relationship is considered taboo. Whereas those who experience it will be faced with various difficulties, opposition and ultimately make the heart not prosperous. It cannot be denied that this has become a struggle (or need) of the Church in its ministry in society. Pastoral care for those who have interfaith love relationships is a service strategy that arises from the needs of society. This paper does not pretend to provide a practical answer whether or not such a relationship is allowed, on the contrary, invites the reader to give serious attention to this struggle.
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang majemuk di mana perjumpaan antar budaya dan antar agama adalah hal yang wajar. Demikian pula perjumpaan antara pemuda dan pemudi yang berbeda keyakinan dan menghasilkan hubungan cinta beda agama merupakan keniscayaan. Bagi sebagian besar masyarakat hubungan yang demikian dianggap tabu. Sedangkan bagi mereka yang mengalaminya akan diperhadapkan pada berbagai kesulitan, tentangan dan akhirnya membuat hati tidak sejahtera. Tidak dapat disangkali bahwa hal ini pun menjadi pergumulan (atau kebutuhan) Gereja dalam pelayanannya di tengah masyarakat. Pastoral untuk mereka yang menjalani hubungan cinta beda agama adalah strategi pelayanan yang timbul dari kebutuhan masyarakat. Tulisan ini tidak berpretensi memberikan jawaban praktis boleh atau tidak hubungan yang demikian, sebaliknya mengajak pembaca memberi perhatian serius terhadap pergumulan ini.