Mengkonstruksi Kerja Tahun sebagai Jembatan Etis Praktis Bagi Gereja Batak Karo Protestan dan Agama Pemena dalam Merawat Ekologi
Keywords:
Kerja Tahun, Knitter, GBKP, Pemena, Ethical-Practical, Rest, ecology, Etis-Praktis, Istirahat, EkologiAbstract
Abstract
This paper begins with the tense relationship between Christianity and the dominant religion as the "ancestor religion" in Karo. In unraveling this tension, the author uses an ethical-practical bridge according to Paul Knitter, and then constructs the year's work as a meeting place between GBKP and the dominant religion. In his research, the author found that "kerja tahun" can be used as a fluid meeting space, and can be constructed to preserve nature by giving the land (farming) the opportunity to rest for a while to restore the natural elements of the soil. Even though it is done once a year, the spirit of "kerja tahun" can become a pilgrimage to appreciate nature as a place entrusted by God for its preservation.
Abstrak
Tulisan ini diawali dengan ketegangan hubungan antara kekristenan dengan agama Pemena sebagai “agama pendahulu” di Karo. Dalam mengurai ketegangan ini penulis memakai jembatan etis-praktis menurut Paul Knitter, dan kemudian mengkonstruksi kerja tahun sebagai ruang perjumpaan antara GBKP dengan agama Pemena. Dalam penelitiannya, penulis menemukan bahwa kerja tahun dapat dijadikan ruang perjumpaan yang bersifat cair, dan dapat dikonstruksi sebagai ruang dalam rangka menjaga kelestarian alam dengan cara memberi kesempatan kepada tanah (perladangan) untuk beristirahat sejenak untuk mengembalikan unsur alami tanah. Walaupun dilakukan sekali setahun, spirit Kerja tahun dapat menjadi peziarahan untuk menghargai alam sebagai tempat yang dititipkan Tuhan untuk dijaga kelestariannya.