Teologi Ekologi di Gereja Kristen Jawa
Memahami Ajaran Gereja Mengenai Sikap Terhadap Alam dalam Terang Teologi Proses
Keywords:
PPA GKJ, Nature, Ecology, Theology Process, Alam, Ekologi, Teologi ProsesAbstract
Abstract
Pokok-pokok Ajaran GKJ (PPA GKJ) provide guidelines related to ecclesiastical teachings for the GKJ congregation, one of which is regarding the attitude of believers towards nature. The purpose of this study is to look at GKJ in ecological theology through a process theology framework, as well as aim at whether there are things that need to be criticized from the ecological theology developed by GKJ. The research method used in this study is qualitative with a literature study approach. After conducting a series of analyzes and discussions, the author finds that the ecological theology developed by GKJ still adheres to the concept of anthropocentrism, in which humans as imago dei receive a mandate from God to control and cultivate nature to support their lives. However, on the other hand, the values contained in process theology can still be seen from several things, including: humans have freedom in determining their lives, there is a relationship between humans and other creatures that live together on earth, there is an understanding that the universe This process will continue on an ongoing basis. Meanwhile, in relation to the ecological crisis, it can be understood that humans fail to grasp God's will that has been offered to them.
Abstrak
Pokok-Pokok Ajaran GKJ (PPA GKJ) memberikan pedoman terkait ajaran gerejawi bagi jemaat GKJ, salah satunya mengenai sikap orang percaya terhadap alam. Tujuan dari kajian ini adalah melihat GKJ dalam berteologi ekologi melalui kerangka pikir teologi proses, sekaligus juga bertujuan apakah ada hal-hal yang perlu dikritisi dari teologi ekologi yang dibangun oleh GKJ. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Setelah melakukan serangkaian analisa dan pembahasan, penulis menemukan bahwa teologi ekologi yang dibangun oleh GKJ masih menganut paham antroposentrisme, dimana manusia sebagai imago dei mendapat mandat dari Allah untuk menguasai dan mengolah alam untuk mendukung kehidupannya. Akan tetapi, di sisi yang lain nilai-nilai yang terkandung dalam teologi proses masih dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain: manusia memiliki kebebasan dalam menentukan kehidupannya, adanya keterkaitan manusia dan ciptaan yang lain yang hidup bersama di bumi, adanya pemahaman bahwa alam semesta ini akan terus berproses secara berkesinambungan. Sedangkan, kaitannya dengan krisis ekologis dapat dipahami bahwa manusia gagal dalam menangkap kehendak Allah yang sudah ditawarkan kepadanya.