Bangsa Kanaan sebagai Kritik Ideologi terhadap Bangsa Israel Tafsir Yosua 11:16-23
Keywords:
Kanaan, Bangsa Israel, Kritik Ideologi, Yosua, Canaan, Israel, Criticism of Ideology, JoshuaAbstract
Abstract
This interpretive article on the book of Joshua 11:16-23 aims to provide a reflection on the social and humanitarian events that have been full of acts of violence that have occurred recently. What is worse is that those who commit acts of violence and crimes against humanity are acting in the name of God's command and defending a particular religion. They "believe" that the actions they are carrying out are God's orders and are an obligation, while the losses and suffering experienced by the victim are not a problem. The Israelites' conquest of the Canaanites is an image of power and oppression carried out by the majority (strong) against the minority (weak). Based on the promise of the "promised land" and orders from the LORD, the Israelites occupied and controlled the land of Canaan and completely destroyed the Canaanite people. The Israelites, who were once an oppressed nation, then changed their role as oppressors to other nations. All the crimes committed by the Israelites against the Canaanites were holy war as a command from the Divine. On the other hand, the Canaanites as indigenous people became victims of the conquest of the Israelites as a nation that was "blessed" by GOD. The death of the Canaanites was a form of their courage in fighting for their land and nation as an inheritance from their ancestors that must be protected. Their resistance against the Israelites was a manifestation of their struggle as inferior people against superior people. In the text of Joshua 11:16-23, the Canaanites act as ideological critics of the conquest carried out by the Israelites.
Abstrak
Tulisan penafsiran tentang kitab Yosua 11:16-23 ini bermaksud untuk memberikan suatu refleksi atas peristiwa-peristiwa sosial dan kemanusiaan yang sarat dengan tindak kekerasan yang terjadi pada akhir-akhir ini. Parahnya, para pihak yang melakukan tindak kekerasan dan kejahatan kemanusiaan itu mengatasnamakan sebagai perintah Tuhan dan pembelaan terhadap agama tertentu. Mereka “mengamini” bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah perintah Tuhan dan menjadi suatu kewajiban, sedangkan kerugian dan penderitaan yang dialami oleh pihak korban bukanlah menjadi masalah. Penaklukan bangsa Israel terhadap orang-orang Kanaan adalah suatu gambar kekuasaan dan penindasan yang dilakukan oleh pihak mayoritas (kuat) terhadap pihak minoritas (lemah). Atas dasar janji “tanah perjanjian” dan perintah dari TUHAN, bangsa Israel melakukan pendudukan dan penguasaan terhadap tanah Kanaan serta menumpas habis orang-orang Kanaan. Bangsa Israel yang dulunya adalah bangsa yang tertindas (oppressed), kemudian berganti peran sebagai penindas (oppressor) terhadap bangsa-bangsa lain. Segala tindak kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Israel terhadap orang-orang Kanaan adalah perang suci (holy war) sebagai perintah dari Yang Ilahi. Sebaliknya, orang-orang Kanaan sebagai penduduk pribumi menjadi korban atas penaklukkan bangsa Israel sebagai bangsa yang “dirahmati” TUHAN. Kematian orang-orang Kanaan merupakan suatu bentuk keberanian mereka dalam memperjuangkan tanah dan bangsanya sebagai warisan leluhur mereka yang harus dijaga. Perlawanan mereka terhadap bangsa Israel merupakan sebuah wujud perjuangan mereka sebagai orang-orang yang inferior terhadap yang superior. Dalam teks Yosua 11:16-23 ini bangsa Kanaan berperan sebagai kritik ideologi atas penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Israel.